Kesan Dari Peserta Workshop Film Pelajar Budaya Wajo

   Baru-baru saja selesai workshop film budaya Wajo, dikarantina selama beberapa hari, mendapatkan bekal dari kakak panitia, banyak pengalaman yang bisa didapatkan selama karantina tersebut, bertemu dengan teman-teman baru, kesenangan baru dari teman-teman, makan bersama, tidur bersama, tapi tetap tidurnya terpisah antara laki-laki dan perempuan, karena bukan muhrim.

 
   
   Seharian waktu kami habiskan bersama untuk belajar yang namanya film, tata cara pembuatan film, bahkan sampai simulasi film bersama teman-teman peserta, nah yang paling serunya ketika kami membuat simulasi film, semua teman ada yang mendapat peran sebagai siswa, nah sedangkan peran saya berbeda yaitu sebagai tukang cleaning service, sungguh malang, tapi saya tidak bekecil hati, karena saya punya prinsip "biar figuran, yang penting jadi artis" dan saya sangat bangga memiliki prinsip tersebut.

  Simulasi Film pun selesai, sangat lega, karena waktu pembuatannya hampir seharian penuh, dan hasilnya sangat memuaskan, setelah berpanas-panasan, melewati badai menerpa, dan beberapa kali kata "cut" dari sutradara, dan hasilnya waktu peran saya hanya 5 detik di layar, sangat memuaskan.

   Dari simulasi film yang telah di buat dengan judul "Odo-odoku Alayers", saya sempat heran dengan beberapa kata dari film tersebut, saya sempat pusing ketika melihat ada AKSARA ALAY NASIONAL, apabila para pembaca bingung, saya lebih bingung, mari kita lihat gambar di bawah berikut, apabila ada yang dapat membacara huruf alay tersebut, berarti itu tanda anda adalah seorang yang, ah sudahlah

   Apabila ada diantara anda para pembaca yang dapat mengartikan huruf aksara tersebut, maka sudah pasti anda dapat membaca pesan dibawah ini

   Dan apabila anda telah dapat mengartikan pesan di atas maka anda telah dikategorikan orang yang.... ah sudahlah.

SEKIAN

1 Response to "Kesan Dari Peserta Workshop Film Pelajar Budaya Wajo"