Ragam Tari Di Benua Asia




   Sejarah Asia Tenggara telah dimulai sejak zaman prasejarah. Masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara, di kemudian hari berkembang menjadi beragam budaya dan bangsa yang berbeda-beda dan spesifik, dengan pengaruh dari budaya India dan budaya Tiongkok. Pada masa pra dan pasca kolonialisme, budaya Arab dan budaya Eropa juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Asia Tenggara pada umumnya.

Asia Tenggara memiliki perkumpulan negara yang diberi nama ASEAN (Association of South Earth Asean Nation) yang bertujuan untuk mempermudah dan mempererat tali silahturahmi antar negara. Asia Tenggara teridiri dari 11 Negara yaitu Brunei Darussalam, Filiphina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Thailand, Timur Leste, Myanmar, Singapura, Vietnam. Negara-negara yang ada di Asia Tenggara mempunyai banyak perbedaan mulai dari warna kulit hingga kebudayaan yang beraneka ragam. Salah satu kebudayaan yang berada di Asia Tenggara yaitu kesenian tari yang tidak lazim bagi telinga masyarakat dari seluruh belahan dunia.

Adapun macam-macam tari dari Benua Asia :

1.    Tari Saman dari Indonesia, Asia Tenggara

Tarian Saman adalah salah satu tarian dari Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa – peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama “Saman” diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.

Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah.

Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.

Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.

Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.

2.    Tari Mak Yong dari Malaysia, Asia Tenggara

Tarian mak yong merupakan sejenis tarian Melayu tradisional. Drama tari Mak Yong ini merupakan sebagai suatu bentuk drama-tari Melayu yang menggabungkan unsur-unsur ritual, lakonan dan tarian yang digayakan, muzik vokal, lagu, cerita dan teks percakapan yang formal dan bersahaja. Dicipta untuk hiburan kerabat di Raja khususnya dari golongan Selatan Thailand, tarian ini juga menggabungkan drama romantis, tarian dan nyayian dengan gaya menawan yang mengisahkan zaman kegemilangan kesultanan melayu. Sesuai dipersembahkan selepas orang-orang kampung selesai menuai padi dibendang.

3.    Tari Robam Kom Araek dari Kamboja, Asia Tenggara

Bangsa Kmer menganggap tari Bambu Robam Kom Angrae yang diperagakan oleh suku Kuy (Kamboja) bukan tarian asli yang turun-temurun. Menurut pada historian, tarian ini merupakan bingkisan atau oleh-oleh dari Raja Norodom I (1834-1904) sekembalinya dari kunjungan persahabatan ke Filipina yang saat itu masih dijajah Spanyol.

Angrae adalah tonkat panjang yang biasanya digunakan untuk menumbuk padi. Meskipun tidak menggunakan bambu, tetapi tariannya hampir sama. Di Kamboja, tarian rakyat ini biasanya digelar setelah panen.

Tarian ini merupakan tarian yang sangat lazim, tarian ini juga terdapat hampir di seluruh negara bagian Asia Tenggara. Tarian ini belum diketahui asal negaranya karena terlalu banyak negara yang mengakui tarian tersebut sebagai tarian di negaranya.

4.    Tari Topi dari Vietnam, Asia Tenggara

Tari Topi atau Hat dance ini disediakan untuk upacara tradisional dan festival. Para pariwisata telah membawa tarian rakyat Vietnam kembali ke mainstream. Tari Topi berbentuk kerucut merupakan salah satu tarian yang paling visual yang menakjubkan. Sebuah Grup wanita mengenakan ao dai (pakaian nasional Vietnam) sambil memgang  barang-barang mereka dan berputar. Kemudian memuputar topi kerucut klasik mereka seperti Fred Astaire dengan tongkatnya. Etnis minoritas Vietnam memiliki tradisi menari sendiri, yang berbeda dari mayoritas Vietnam. Sejumlah besar penelitian antropologi telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir dalam rangka untuk melestarikan dan revive penting adat tradisi. Beberapa pertunjukan kelas atas dari tuan restoran tari di akhir pekan. Tarian minoritas diatur dalam beberapa wisata yang lebih populer di barat laut Vietnam.

5.    Tari Zapin dari Brunei Darussalam, Asia Tenggara

Tarian Zapin merupakan sejenis tarian bangsa melayu tradisional. Tarian ini diilhamkan oleh peranakan Arab dan dikatakan berasal dari Yaman. Tarian zapin telah menular luas di kalangan penggemar seni tari di Nusantara yaitu di Semenjung Tanah Melayu, Borneo dan gugusan pulau yang sebanding yang mana bergiat aktif dari dulu hingga kini seperti di Malaysia, Brunei, Singapura dan Indonesia. Zapin telah mengalami pengubahsuaian dari segi bentuk dan ragamnya yang ternyata lebih tradisional sifatnya. Dengan itu tarian Zapin biasanya mempunyai pecahan tersendiri menurut tempat ia ditarikan.

Tarian Zapin mementingkan pergerakan berkumpulan dan bukannya usaha individu. Antara peralatan muzik yang mengiringi tarian Zapin adalah gambus, rebana, gendang, rebab dan marakas. Biola tidak tergolong sebagai sejenis alat muzik tarian Zapin namun terdapat anggapan salah dalam kalangan rakyat. Ini disebabkan muzik yang dihasilkan rebab mempunyai persamaan dengan gesekan biola.

Manakala di Brunei, tarian Zapin pelbagai juga jenis dan ragamnya seperti rentak dan geraknya. Mengikut dari segi sebutan dialek orang Brunei, zapin lebih dikenali dengan panggilan "Jipin". Jika di Brunei, di antara zapin yang cukup digemari adalah:

·         Zapin Laila Sembah (Jipin Laila Sembah)

·         Zapin Tar (Jipin Tar)

Dan mengikut dari segi asal-usul tarian zapin di Brunei, ia dipercayai pengaruh dari budayanya yang begitu sinonim dengan kedatangan pedagang bangsa Arab kepulauan Borneo yang tertumpu di Brunei. Tiada bukti sahih menceritakan, akan tetapi kedatangan pedagang Arab mampu mengubah seni budaya yaitu dari segi tarian.

Zapin berasal dari segi bahasa arab iaitu "Zafn" yang bermaksud pergerakan kaki cepat mengikut rentak pukulan. Tarian ini juga kadang-kadang ditarikan secara berlagu atau berzikir atau di Brunei iaitu berdikir atau berselawat ke atas Nabi. Jika di Brunei, alat-alat muzik yang digunakan untuk membantu tarian Zapin ialah gambus, rebana, gendang tabur dan tar.

6.    Tari Kathakali dari India, Asia Selatan

Kathakali adalah tarian yang berasal dari Kerala (India Selatan). Tarian ini merupakan drama musikal yang bermakna permainan cerita dan ditarikan untuk menggambarkan kemenangan kebenaran atas kesalahan. Para penari Kathakali menggunakan riasan wajah serta kostum tarian yang berwarna meriah. Ini melambangkan bahwa karakter-karakter yang dimainkan merupakan mahkluk dari dunia lain. Riasan wajah-wajah penari dapat dibedakan sebagai satvik (rupa dewa), rajasik (rupa ksatria), dan tamasik (rupa setan).Tema tari Kathakali berasal dari cerita klasik Ramayana, Mahabharata dan berbagai kisah legenda dan mitologi Hindu.

7.    Tari Eisa (Okinawan Dance and Percussion) dari Jepang, Asia Timur

Tari Eisa adalah bentuk tarian yang unik bagi masyarakat di Kepulauan Ryukyu. Meskipun dilakukan dengan berkali-kali sepanjang tahun di berbagai festival, pertunjukan Eisa terkonsentrasi di sekitar pertengahan bulan Juli. Ini adalah tradisi berabad-abad yang panjang untuk menandai akhir Festival Obon.

Hal ini ditarikan oleh 20-30 pemuda dan / atau perempuan, terutama dalam lingkungan dnegan iringan bernyanyi, nyanyian, dan drum oleh para penari, dan lagu-lagu rakyat bermain di sanshin. Tiga jenis drum yang digunakan dalam berbagai kombinasi, tergantung pada gaya regional: yang ōdaiko Tong drum besar, sedangkan shimedaiko. Sebuah menengah drum yang mirip dengan yang digunakan dalam Noh teater, dan yang paaranku tangan gendang kecil yang mirip dengan yang digunakan dalam upacara Buddha. Para penari juga kadang-kadang bermain gong tangan kecil dan alat musik yotsutake. Eisa penari memakai berbagai kostum, biasanya menurut tradisi lokal dan gender penari, kostum modern seringkali berwarna cerah dan fitur sorban, karakteristik kusut warna-warni Ryukyu-gaya. Rompi khusus dan legging juga populer.

0 Response to "Ragam Tari Di Benua Asia"

Post a Comment