Sedikit Tentang Kota Sengkang - Berkunjung ke kota seperti Sengkang menggoreskan kesan tersendiri di benak setiap orang.
Suatu kota yang mengesankan bukanlah dilihat dari seberapa banyak bangunan tinggi, atau seberapa ramai kendaraan yang berseliweran. Sebuah kota mengesankan ketika bisa mereservasi semua bangunan tua yang menjadi penanda suatu masa yang sudah berlalu, sekaligus menjaga nilai luhur tersebut ke dalam masa kini. Jika diterjemahkan secara sederhana, suatu kota akan mengesankan ketika mempertahankan bangunan tuanya.
Dikota Sengkang, ada banyak bangunan tua yang dipertahankan, misalnya bangunan Saoraja dan juga banyak rumah-rumah warga yang masih dipertahankan bentuk aslinya seperti rumah panggung yang terbuat dari kayu. Jika dibandingkan dengan kota seperti Makassar atau Sungguminasa(dulunya pusat kerajaan Gowa), maka Kota Sengkang jauh lebih banyak bangunan kayunya.
Sejarah kota Sengkang sebagai ibukota Wajo adalah sejarah yang terpinggirkan di kalangan orang Bugis karena pada perang Makassar, posisi Wajo memihak Makassar dan bersama-sama melawan VOC. Dalam peperangan itu, posisi Gowa jelas akan kalah melawan air bah kekuatan besar tersebut. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tak semua kekuatan Bugis mengumpul di Arung Palakka. Buktinya, Wajo lebih memihak Sultan Hasanuddin dan mati-matian menjaga Hasanuddin.
Memang, posisi itu sangatlah strategis sebab melawan kolonialisme yang bercokol di Nusantara. Namun jika dilihat dari posisi Wajo sebagai salah satu pusat etnis Bugis –sama halnya dengan Bone, maka sangat aneh ketika mereka tidak memihak Bone. Makanya, di kalangan orang Bugis sendiri, posisi Wajo sering dianggap “pengkhianat” karena tak mau memihak Raja Bone.
Suatu kota yang mengesankan bukanlah dilihat dari seberapa banyak bangunan tinggi, atau seberapa ramai kendaraan yang berseliweran. Sebuah kota mengesankan ketika bisa mereservasi semua bangunan tua yang menjadi penanda suatu masa yang sudah berlalu, sekaligus menjaga nilai luhur tersebut ke dalam masa kini. Jika diterjemahkan secara sederhana, suatu kota akan mengesankan ketika mempertahankan bangunan tuanya.
Dikota Sengkang, ada banyak bangunan tua yang dipertahankan, misalnya bangunan Saoraja dan juga banyak rumah-rumah warga yang masih dipertahankan bentuk aslinya seperti rumah panggung yang terbuat dari kayu. Jika dibandingkan dengan kota seperti Makassar atau Sungguminasa(dulunya pusat kerajaan Gowa), maka Kota Sengkang jauh lebih banyak bangunan kayunya.
Sejarah kota Sengkang sebagai ibukota Wajo adalah sejarah yang terpinggirkan di kalangan orang Bugis karena pada perang Makassar, posisi Wajo memihak Makassar dan bersama-sama melawan VOC. Dalam peperangan itu, posisi Gowa jelas akan kalah melawan air bah kekuatan besar tersebut. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tak semua kekuatan Bugis mengumpul di Arung Palakka. Buktinya, Wajo lebih memihak Sultan Hasanuddin dan mati-matian menjaga Hasanuddin.
Memang, posisi itu sangatlah strategis sebab melawan kolonialisme yang bercokol di Nusantara. Namun jika dilihat dari posisi Wajo sebagai salah satu pusat etnis Bugis –sama halnya dengan Bone, maka sangat aneh ketika mereka tidak memihak Bone. Makanya, di kalangan orang Bugis sendiri, posisi Wajo sering dianggap “pengkhianat” karena tak mau memihak Raja Bone.
I THINK THATS ALL AND THANKS FOR READING
Saya pernah ke Sengakang, 1 thun yang lalu.. keluarga saya dari sana :)
ReplyDeleteoh, hahaha... bgmna pengalaman dsana gan ?
ReplyDelete